Dewasa ini, masalah sosial yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu persoalan yang tak hanya menjadi masalah pemerintah Indonesia, melainkan juga menjadi masalah yang harus diatasi oleh bangsa Indonesia. Masalah-masalah sosial yang diderita bangsa Indonesia cukup banyak, anak jalanan, pornografi, perampokan, perdagangan obat-obatan terlarang, bahkan perdagangan manusia menjadi salah satu beban pikiran Indonesia. Disini saya akan membahas tentang anak jalanan, terkait dengan maraknya dan banyaknya anak jalanan yang 'menghiasi' bukan hanya kota Jakarta, tapi juga seluruh Indonesia.
Anak jalanan merupakan korban dari orang tua yang tak mampu bertanggung jawab dalam mengurus anak, karena masalah ekonomi sampai dengan karena 'ketidaksengajaan' anak itu dilahirkan. Akan tetapi anak jalanan tetap harus bertahan hidup tanpa orang tuanya, atau harus bekerja demi menghidupi keluarganya, dikarenakan orang tuanya tak mampu lagi unuk menafkahi anak-anak mereka sehingga anak jalanan harus bekerja keras.
Tak pelak, pekerjaan yang harus mereka lakukan berbagai pekerjaan keras dan kejam di kota metropolitan. Mengamen, berjualan rokok, berjualan koran, mengemis, bahkan saya pernah melihat anak kecil menjadi seorang kondektur bus! Bayangkan berbahayanya anak-anak harus berada di tepi pintu bus, jika tanpa sengaja tersenggol atau pegangannya lepas dari bus maka ia harus jatuh di bus, apakah mereka tak pernah membayangkan bahaya dari pekerjaan itu? Dan, atas pekerjaan mereka yang keras itu, upah yang mereka dapat benar-benar kecil dan hanya mampu menghidupi dirinya sendiri. Bagaimana dengan keluarganya jika mereka punya orang tua yg harus dinafkahi, sekolahnya, gizi yang dapat mereka terima, dan segala kebutuhan hidupnya.
Namun belakangan ini kita dengar bahwa puluhan anak jalanan berdelegasi ke DPRD tingkat I Sumut karena mereka digusur dari terminal Amplas, Mimbar umum, 17/10/1995. berita ini sungguh mengenaskan karena apa yang mereka lakukan adalah sebenarnya karena faktor ekonomi. Keadaan ekonomi yang memaksa mereka harus bekerja, dan pekerjaan yang bisa mereka lakukan untuk seusia mereka adalah sektor informal.
Penggusuran terhadapa anak ini akan memperparah keadaan. Akan timbul masalah sosial yang akan lebih besar. Anak-anak yang akan digusur akan kehilangan mata pencaharian, sedangkan secara ekonomi, mereka harus mencari lapangan usaha yang mampu memenuhi kebutuhannya. Bila lapangan usaha tersebut hilang, maka meraka akan mencari lapangan usaha lain, dan bila ini tidak didapatkan, mereka akan melakukan tindakan apa saja yang penting bagi mereka bisa menghasilkan uang. Dan ini yang menimbulkan dampak sosial. Sebab apa yang mereka lakukan sudah tidak memperhatikan norma-norma hukum yang berlaku. Bila ini sudah terjadi tentunya aparat keamanan akan semakin disibukkan kembali. Pencopetan, perampokan, penodongan dan tindak kriminal lainnya akan menjadi suatu tindak pidana baru yang pelakunya adalah anak-anak di bawah umur.
Semakin anak-anak jalanan terdesak, maka mereka semakin disalahkan dan mereka makin dipandang rendah oleh masyarakat kita. Padahal apa yang mereka lakukan, sebenarnya karena keadaan dan tak ada pilihan lain untuk hidup. Dalam hidup mereka, uang yang mereka dapatkan hanya mampu menghidupi mereka, bahkan untuk keadaan yang amat sangat minimal untuk dikatakan layak. Mereka melakukannya dengan derita, dan hasilnya pun tak sesuai dengan penderitaan yang mereka terima.
Sedangkan kita, terkadang memiliki uang, kita hamburkan begitu saja, membeli hal-hal yang tidak penting, memuaskan kesenangan pribadi, tapi tak pernah memandang kebawah, melihat anak-anak jalanan yang butuh uang, terkadang Rp 5 ribu adalah uang yang banyak untuk mereka. Kitapun semestinya memiliki kesadaran untuk menyisihkan uang kita, tak perlu terlalu banyak, setidaknya kita memiliki keikhlasan untuk memberi kepada anak-anak jalanan dan mengingat bahwa masih ada anak-anak disana yang membutuhkan pertolongan dari kita.
Akan tetapi pemerintah juga tetap harus ikut andil dalam pemberian bantuan ini. Menurut saya, bantuan dapat dilakukan melalui program aksi langsung. Program ini biasanya ditujukan kepada kelompok sasarannya yaitu para anak jalanan, misalnya saja memberikan pendidikan non-formal, peningkatan pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan. Tipe pekerjaan ini biasanya yang dilakukan oleh LSM-LSM, karena melalui LSM pemerintah mudah menghimpun bantuan kepada anak-anak jalanan.
Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat kompleks yang menjadi masalah kita bersama. Masalah ini tidak dapat ditangani hanya oleh satu pihak saja melainkan harus ditangani bersama-sama oleh berbagai pihak yang perduli permasalahan ini juga dapat diatasi dengan suatu program yang komprehensi dan tidak akan dapat tertangani secara efektif bila dilaksanakan secara persial. Dengan demikian kerja sama antara berbagai pihak, pemerintah, LSM, masa media mutlak diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar