Senin, 30 April 2012

Pengalaman Pribadi tentang Taman Lawang

Beberapa waktu yang lalu saya pergi ketaman lawang, daerah yang amat terkenal dikalangan publik karena satu hal yaitu warianya. Waria menurut saya adalah lelaki yang mungkin memiliki kelainan pada sarafnya atau pada hormonnya sehingga mereka menyalahi takdir dan kodratnya sebagai laki-laki, dan lebih memilih untuk menjadi lawan jenisnya atau perempuan. Waria dikenal dengan banyak nama, shemale, cross-dressed, banci, bencong dan wadam.
Waria biasanya menjadi pengamen, hiburan panggung, psk, atau ada yang lebih mengejutkan lagi sebagai model. Yah, dari yang saya tahu daerah Thailand terkadang menggunakan waria sebagai model dan bahkan ada sebuah kompetisi yaitu Miss Shemale. Miss Shemale itu layaknya Miss World, hanya yang berbeda itu kontestannya yaitu waria.
Baiklah, cukup penjelasannya mengenai waria. Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya saat ke Taman Lawang. Pada malam itu saya habis kembali dari Blok-M sekitar pukul setengah 1 malam. Saya dan teman-teman saya menggunakan 1 mobil yaitu mobil teman saya. Kami sebenarnya berniat langsung pulang kerumah tetapi karena arahnya sejalan dengan rumah saya maka teman sayapun menantang untuk melewati taman lawang. Saya ya ikut saja, toh menurut saya taman lawang tidak seseram "Legenda" yang orang-orang bicarakan.
Kamipun telah sampai di daerah Taman Lawang. Setelah memutar sekali dan melihat waria disana, ternyata teman saya yang menyetir berbuat iseng. Diapun memutar sekali lagi kedaerah itu, tetapi kali ini dengan keadaan yang berbeda. Kaca jendela dibuka semua dan mobil dijalankan dengan kecepatan 5km/perjam. Perasaan saya sudah mulai tidak enak akan hal ini, dan ternyata benar saja. Tiba-tiba datang seorang waria muncul didepan mobil dan langsung loncat kekap mobil teman saya. Teman saya sontakpun kaget lalu mengerem mobilnya, saat mobil berhenti datang lagi 3 waria dari arah kiri dan kanan mobil mulai 'menjajakan' dirinya.
"Mas, mau yang mana mas?" tanya waria yang kiri. Waria yang kanan juga tak mau kalah dengan berkata, "Kita bisa semua kok depan belakang oke, harga bisa diatur yang penting angkut kita dulu aja." Saya mulai panik begitu juga kedua teman saya yang duduk dibelakang. Mereka malah sembunyi dibawah jok mobil. Saya yang sudah panik dan kaku sudah pasrah saja, saya sudah tidak bisa memberikan perlawanan apa-apa lagi karena sudah diapit begitu. Apalagi ketika saya melihat kedepan, waria yang tadi naik ke kap mobil sedang melakukan gerakan erotis dioplos dengan goyangan-goyangan ala biduan dangdut kampung Majalengka. Dalam keadaan seperti itu yang bisa saya lakukan hanyalah pasrah sambil diam-diam menutup kaca jendela semoga waria-waria itu tidak melakukan tindakan senonoh terhadap saya.
Akhirnya teman saya bertindak pintar dan mengklakson waria yang naik kekap, ketiga waria yang disamping mobil juga kaget. Setelah diklakson mobil mulai digas dan waria yang diatas kap tadi mulai terjungkal kesamping. Setelah waria itu terjatuh dari kap, teman saya langsung mengebut mobilnya, kabur dari tempat itu.
Kamipun masih shock, setelah berhasil kabur mobilpun mulai dipelankan kembali. Setelah itu bukannya menyesal kami justru tertawa bodoh menertawai kejadian tadi, sungguh pengalaman yang bodoh tapi benar-benar tidak bisa dilupakan karena kami semua masih shock akan kejadian tadi. Setelah kejadian itu, kamipun mendapat satu pelajaran yang tidak akan kami lupakan, JANGAN PERNAH BERJALAN PELAN DI DAERAH TAMAN LAWANG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar